Let's say SIAMMO TUTTI FRATELLI

  • RSS
  • Skype
  • Facebook
  • Yahoo

Archive for 2012

Joomla adalah content management system (CMS) yang Open Source.Seperti kita ketahui banyak sekali terdapat jenis-jenis CMS, diantaranya adalah Mambo, Drupal, Geeklog, Post-Nuke, dan bla… bla… bla…



(ibarat kiper, Joomla admin itu adalah kiper yang sebenarnya)
Apabila anda mencari definisi Joomla dengan bahasa Indonesia melalui Google dengan kalimat “Apa itu Joomla?”, maka yang didapat adalah beberapa situs malaysia yang membuat identifikasi Jomla dengan baik.
Apabila googling mencari dengan kalimat “Joomla adalah”, maka.. lagi-lagi.. situs-situs malaysia.
Ok ini beberapa FAQta mengenai Joomla.

Apa itu Joomla?
Joomla adalah Open Sorce CMS.

Apa itu CMS?
CMS adalah singkatan dari Content Management System.

Apa itu Content Management System?
Content Management System adalah Sebuah sistem yang digunakan untuk mengatur isi website dengan baik dan mudah.

Mengapa disebut Open Source?
Software/aplikasi web Joomla, terdiri dari kode-kode hasil karya programer-programer hebat dari penjuru dunia. Umumnya kode itu dijual, dan tidak murah. Inilah yang menjelaskan mengapa windows bajakan kamu tiba-tiba menjadi haram! Karena kamu harus membeli kode-kode itu, dul!
Open Source, adalah upaya untuk melepaskan kode-kode program kepada publik. Publik (yang mengerti) mengolahnya kembali menjadi lebih baik dan mudah diterima masyarakat (user friendly). Dan hasil yang sudah baik itu, diberikan secara cuma-cuma kepada masarakat.

Mengapa harus Content Management System?
Tidak harus man! Kata siapa harus? Content Management System dipakai karena keluwesannya mengatur isi website.

Apa maksudnya luwes?

Maksudnya adalah amat mudah diperbaharui dan dinamis. Kalau isi website kamu tadinya sedikit, lalu pada suatu hari tiba-tiba menyadari bahwa website kamu semakin berkembang dan banyak pengunjungnya. Maka kamu perlu website yang mudah dihandle. CMS Joomla adalah salah satu jawabannya.

Apa saja isinya Joomla?
Kalau kamu Blogger, maka kamu tahu, apa isi blog kamu. Nah, Joomla itu lebih lengkap daripada sekedar WebBlog. Kalau kamu bukan Blogger, dan mau membuat website, entah itu untuk dagang, untuk sekolah, untuk komunitas/organisasi, maka Joomla adalah salah satu aplikasi web yang baik dan mudah dipelajari.

Kenapa baik dan mudah?
Karena gratis dan gampang installnya. Selain itu, didukung oleh komunitas internasional yang banyak. Lebih hebat lagi, berbahasa Indonesia loh.

Saya newbie… ralat, saya dummies. Gimana dong?
Pengguna Joomla itu biasanya terbagi dalam tingkatan user.
- Ada Basic User, yang bisanya cuman nginstal dan pakai… kalau bosan, uninstall.
- Ada Advance User, yang udah bisa ngutak-ngatik dikit script PHP, XML, MySql.
- Ada lagi Jagowan User. Yang mengembangkan sistem ini. Mereka adalah perancang, pembuat, pengeksekusi, penangkal serangan musuh, pengaman sistem, pengembang serta pembuat template dan sebagainya. Selain hebat, mereka juga orang-orang yang murah hati. Mereka bekerja gratis, bo! Murni sukarelawan tanpa pamrih. Bahkan ada yang rela nama aseli nya nggak disebut. Bener-bener Hamba Allah yang tidak mau disebutkan nama aslinya (walopun tetap harus pakai nama nick di cyberworld, karena itu kewajiban etik jagowan).
Selain tiga kategori diatas, terdapat pula kategori temen-temennya jagowan, yaitu yang membantu jagowan mengembangkan sistem ini, mereka disebut 3rd party developer. Mereka ada yang volunteer, alias pekerja gratis…, adapula Soldier of Fortune, alias prajurit bayaran, menarik bayaran dari user yang mendownload program mereka. Semuanya sah-sah saja. Sebab biasanya harga 3rd party juga ga mahal-mahal amat kok.

Apa itu 3rd party?
Sudah hukum alam, namanya manusia tidak pernah puas. Kalaupun puas, itu amat relatif sekali. Begitupun berlaku pada dunia. Joomla sebagai aplikasi web itu sebenarnya sudah baik. Namun, tetap saja ada yang menginginkan feature/tampilan yang lebih baik. Misalnya, menampilkan data pribadi perusahaan dalam gambar 3 dimensi.
Untuk menjawab kebutuhan itu, ada orang-orang yang mampu menjawabnya serta membuatnya. Orang-orang tersebut membuat pelengkap. Nama kelengkapannya disebut 3rd party.
Cukup sekian, dulu. Saya capek ngetiknya. Nanti saya lanjutin,hehe… Silahkan komen atau bertanya kalau mau.

Kali ini saya akan membahas tentang bagaimana mendesain sebuah 3D papercraft secara sederhana dan mudah.
 
Tools
Untuk mendesain sebuah 3D papercraft tentunya dibutuhkan software-software pendukung, untuk yang paling mudah dan sederhana adalah :
  1. Google Sketch Up --> Download
  2. Pepakura Designer -->Download
  3. Aplikasi grafis seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, atau Corel Draw
Google Sketch Up adalah aplikasi 3D model designer buatan Google, awalnya digunakan untuk membuat model-model 3D yang dapat di upload oleh user ke layanan Google Earth. Aplikasinya cukup mudah dimengerti dan tutorialnya pun sangat banyak di Youtube ataupun di situs-situs lain.
Tampilannya :
1
 
Pepakura Designer adalah sebuah software "ajaib" yang dapat memecah (unfold) sebuah model 3D menjadi parts papercraft lengkap dengan flaps dan folding line nya. Software ini juga memiliki fitur untuk mengubah ukuran dan bentuk flaps, mengubah ukuran model, dan lain-lain.
Tampilannya :
1
 
Sedangkan aplikasi grafis seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan Corel Draw digunakan untuk memberikan tekstur berupa gambar pada pola yang sudah dipecah atau pada model sebelum pola dipecah.
 
How To Design?
Ada beberapa tahapan dalam mendesign sebuah 3D papercraft, yaitu :
Planning
Pada tahapan ini, seorang designer harus melakukan riset tentang model yang akan dibuat, apabila modelnya adalah sebuah replika, maka carilah blueprint dari benda yang ingin dibuat replikanya, apabila tidak ada blueprint, foto dari berbagai sudut juga dapat digunakan sebagai pengganti blueprint, jangan lupa tentukan skala model yang akan anda buat (skala yang umum digunakan adalah 1:100, 1:60, 1:43, 1:35, 1:25, dan 1:1).
Apabila model yang akan dibuat adalah papertoy, maka tentukan tema dari skin papertoy yang akan dibuat, misal bila temanya adalah kemerdekaan RI, mungkin skin yang digunakan lebih ke permainan warna merah dan putih, dan lain-lain.
 
Modelling
Modelling dapat menggunakan software 3D, seperti Google Sketch Up, 3D Max, Blender, dan lain-lain dengan berpatokan pada blueprint atau foto, penggunaan tekstur juga dapat diaplikasikan pada tahap ini.
Ada pula beberapa designer yang menggunakan cara modelling langsung, atau biasa dikenal dengan sebutan "Scratch Build", pada metode ini, modelling dilakukan dengan membuat sketsa parts secara manual murni mengandalkan imajinasi, kalkulasi geometri, dan ketepatan penggambaran.
contoh :
1
 
Unfolding
Penguraian model menjadi pola (unfold), dapat menggunakan software khusus seperti Pepakura Designer, ataupun dengan cara melakukan tracing menggunakan software grafis seperti Adobe Illustrator atau Corel Draw.
Contoh :
1
 
Coloring/Texturing
Coloring/Texturing, pewarnaan dan pemberian tekstur pada pola dapat dilakukan setelah di-unfold, ataupun sebelum di-unfold. Pada metode Scratch Build, coloring bisa menggunakan cat air, cat akrilik, cat poster, ataupun cat semprot.                                                                                           
Coloring menjadi sangat penting apabila kita membuat sebuah papertoy, karena bagus atau tidaknya papertoy yang kita buat dilihat dari skin dan permainan warna yang digunakan.
Contoh :
1
 
Test Build
Tahap selanjutnya setelah selesai mendesign adalah melakukan test build, yaitu menguji apakah model yang telah dibuat dapat dirakit dengan mudah atau tidak.
Dalam melakukan test build, seorang designer dapat melakukan test build sendiri atau meminta bantuan kepada orang lain.
Contoh hasil test build dari pola di atas :
1
 
Others
Untuk mempelajari cara-cara mendesign 3D papercraft lebih jauh lagi, silakan googling atau mencari video tutorial di Youtube.
 
Happy Papercrafting :D

9c SMP 2 Ngaglik
Dimana Kalian Alumni 9c 2 Ngaglik?

Anti Rokok
Anti Rokok

Diklat PMR Makrab KBPL
Diklat PMR Makrab KBPL

"Berkunjung ke panti rehabilitasi narkoba kerap memberikan pengalaman tersendiri. Begitu yang dialami siswa-siswi sekolah kejuruan di kabupaten Sleman. Berikut kisah yang dihimpun wartawan Harian Jogja, Switzy Sabandar."

Ada nuansa yang berbeda ketika menengok pemandangan di sebuah rumah mirip asrama yang berlokasi di Nandan, Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Minggu  (2/9). Suasana sepi yang biasanya mendominasi keseharian bangunan itu seketika berubah drastis dengan kehadiran ratusan siswa salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Di Sleman. Setelah tampak memenuhi sebuah ruang pertemuan sejak pukul 08.00 WIB dengan pembicaraan yang interaktif, mereka berjalan keluar ruangan, membentuk kelompok kelompok kecil dan terlihat asyik berkasak-kusuk sembari sesekali derai tawa bergaung dari tempat mereka berdiri.

GIANTS CARE DAY

Siswa-Siswi SMKN 2 Depok dan Resident Panti Rehabilitasi KUNCI Bruderan membentuk kelompok untuk mempersiapkan permainan beregu dalam kegiatan bertajuk GIANTS Care Day di Panti Rehabilitasi KUNCI Bruderan, Nandan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Minggu  (2/9).
Gambaran itu muncul ketika GIANTS, sebuah ekstrakulikuler yang terdapat di SMKN II Depok, mengunjungi Panti Rehabilitasi KUNCI Bruderan Karitas yang menangani ketergantungan terhadap obat obat-obatan terlarang dengan program perubahan perilaku. Kegiatan siswa yang bergerak di kepedulian erhadap pecandu obat obatan terlarang itu memiliki tujuan mulia dan sederhana. Menghapus stigma negative yang seolah sudah tertera di dahi tiap junkie – istilah popular yang kerap kali digunakan untuk menyebut pengguna narkoba – sekaligus mendekakan murid kepada narkoba, bukan untuk dikonsumsi melainkan dipahami efek buruk bagi tubuh.

Informasi yang diperoleh pun tidak tanggung-tanggung. Bukan melalui cerita banyak orang melainkan langsung berbagi kisah dengan para resident [ sebutan untuk pecandu narkoba yang tengah menjalani proses rehabilitasi dan menetap dip anti]. Beberapa permainan beregu, seperti balon estafet, jarum estafet, serta pesawat dan meteor, disiapkan untuk mengakrabkan dan menghapus batas antara siswa dan resident.
 
“Awalnya sempat deg-degan ketika membayangkan akan bertemu dengan pecandu sebelum tiba dip anti,” ungkap Ozy Dwi Saputra, salah satu siswa kelas X SMKN 2 Depok yang mengikuti kegiatan bertajuk GIANTS Care Day kepada Harian Jogja.

Selama ini, lanjut dia, dalam benaknya seorang junkie adalah sosok yang sangar dan menyeramkan seperti yang pernah dibacanya dalam beberapa buku dan didengarnya dari orang lain. Laki-laki berusia 15 tahun ini mengatakan, asumsinya mengenai pecandu obat-obatan terlarang seketika berubah setelah bertemu dengan teman-teman resident Panti Rehabilitasi KUNCI Bruderan. “Ternyata sama seperti kita-kita, mereka hangat dan bersahabat,” tukas siswa jurusan Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia yang mengaku baru pertama kali ini berhadapan dengan junkies.
  
Hal senada juga diutarakan Dwi Retno Hapsari, pesrta GIANTS Care Day lainnya, yang awalnya menganggap pecandu narkba sulit diajak berkomunikasi karena sifatnya yyang impulsive. “Tapi jelas pendapat tersebut patah dengan acara hari ini, mereka baik karena bisa  diajak sharing dan terbuka sehingga member gambaran pada saya  seluk beluk narkoba ,“ terang siswi kelas X jurusan Kimia Analisis ini.  Retno berharap melalui kegiatan ini, dapat menambah wawasan serta menjadi benteng baginya dan teman-teman untuk tidak bermain api dengan narkoba.

Tanggapan positif atas kedatangan siswa sekolah itu juga dilontarkan Pipo, salah satu residen Panti Rehabilitasi KUNCI Bruderan Karitas. Menurut laki laki yang sudah dua kali bolak balik rehabilitasi ini mengenalkan bahaya narkoba sejak dini dapat menjadi pertahanan bagi anak muda untuk tidak terjerumus seperti yang telah ia alami. “Terus terang saya tidak pernah tahu secara detail bahaya narkoba, sampai saya direhabilitasi,” tuturnya. Tanpa canggung, laki-laki kelhiran 28 tahun silam ini pun menuturkan, masuk rehabilitasi ditempuhnya untuk bisa keluar dari jeratan narkoba. Pengguna putaw sejak 2007 ini, tidak menampik untuk keluar dari kecanduan, selain niat dai diri sendiri, lingkungan tempat tinggal juga harus mendukung. Kegagalannya tahun lalu pasca rehabilitasi pertama setahun lalu disebabkan ia bertemu kembali dengan komunitas lama di ibukota yang mengenalkannya pada barang barang tersebut. Rencananya, setelah keluar dari reabilitasi yang kedua, laki laki lajang ini berencana untuk hijrah ke Jogja.
  
Agustinus Murgianta, konselor adiksi Panti Rehabilitasi KUNCI Bruderan Karitas, membenarkan banyaknya kunjungan yang dilakukan pihak luar untuk berkunjung ke dalam panti untuk berinteraksi dengan resident dapat mengikis stigma negative tentang junkie. “Misal kebanyakan orang tua berpesan kepada anaknya untuk tidak bergaul dengan pecandu karena takut tertular,” ujarnya. Padahal, sambung dia, perilaku seperti itu justru memberi batas pergaulan junkie dengan masyarakat, sehingga ketika junkie tersebut sudah sembuh dan kembai ke masyarakat justru tidak mendapat dukungan. 

(dikutip dari Harian Jugaja, Senin, 3 September 2012, hal 1)

Diberdayakan oleh Blogger.