Ada ungkapan yang populer dalam bahasa Inggris yang kurang lebih berbunyi seperti ini :
I’ve got a love in my first sight.Sebuah kejadian yang sulit dicarikan penyebabnya atas kesan pertama dalam memandang orang lain. Bahkan, berpuluh-puluh tahun lamanya, para psikolog dibuat bingung oleh fenomena akibat kesan pertama ini. Mengapa kita mengalami perasaan ganjil terhadap seseorang pada saat pertama kali bertemu?
Ada perasaan suka, cinta, atau malah perasaan benci yang dirasakan yang ditimbulkan dari kesan pertama.
Sering kita mendengar atau mungkin kita pernah mengungkapkan kalimat;
“Sebenarnya, aku menyukaimu pada saat kita pertama kali bertemu….’Kalimat itu tidak asing lagi ditelinga kita. Tetapi kita juga sering tidak tahu fenomena apa yang sebenarnya sedang terjadi. Padahal pada saat itu banyak sekali orang. Tetapi mengapa kepada orang itu saa kita memiliki perasaan tersebut? mengapa tidak kepada orang lainnya.
dan seterusnya…
Pada tahun 1979, fenomena tentang kesan pertama ini dijawab oleh seorang psikolog Amerika Serikat, Robert Zajonc. Dia mengatakan bahwa detik-detaik pertama saat bertemu merupakan saat yang menentukan apakah seseorang menyukai yang lainnya atau tidak walaupun masing-masing tidak mempunyai pengetahuan tentang pribadi (belum kenal) satu sama lainnya.
Penjelasan tentang fenomena kesan pertama.
Tidak ada logika yang pas untuk menjelaskan fenomena kesan pertama ini, Tetapi Zajonc berkeyakinan bahwa bahasa tubuh atau komunikasi nonverballah yang bertanggung jawab atas hal ini, selain naluri yang melangkahi cara berpikir.Jika tidak ada yang bertentangan dari bahasa tubuh masing-masing, inilah yang membuat mereka memutuskan untuk saling menyukai.
Komunikasi nonverbal berperan sangat dominan, namun biasanya tidak disadari.
Kita dapat bereksperimen dengan teori RObert zajonc ini.
Apakah benar bahwa orang yang membuat kita tertarik, ternyata mempunya bahasa tubuh yang cocok dengan kita? Atau, mungkin ada faktor lain yang membuat kita menyukainya?